Hereare a number of highest rated Contoh Puisi Tentang Pengalaman Di Rumah pictures upon internet. We identified it from well-behaved source. Its submitted by government in the best field. We believe this kind of Contoh Puisi Tentang Pengalaman Di Rumah graphic could possibly be the most trending topic subsequently we allowance it in google
KomentarArtikel : Raudhah adalah taman surga yang berada di Masjid Nabawi Madinah, yang merupakan tempat yang mustajabah untuk berdoa dan beribadah kepada Allah SWT Komentar Artikel : Pengalaman Salat Sunah 40 Rakaat di Raudhah - Kompasiana.com
aXnOeCx. Inilah berbagai contoh puisi kehidupan singkat yang penuh makna. Bisa menjadi inspirasi! Puisi adalah salah satu karya sastra yang biasanya berisi ungkapan perasaan dari seorang penyair. Karya sastra yang satu ini sangat populer, karena memiliki makna mendalam dan bisa menjadi renungan dalam kehidupan. Ketika ingin membuat puisi, ada banyak tema yang bisa dipilih, mulai dari tema tentang alam semesta, pendidikan, keluarga, hingga pengalaman pribadi. Dari berbagai tema yang sudah disebutkan di atas, terdapat salah satu tema puisi yang sering digunakan, yakni kehidupan. Puisi kehidupan bisa menggambarkan mengenai kehidupan sehari-hari yang memiliki makna filosofis mendalam. Berikut berbagai contoh puisi kehidupan yang menarik untuk dibaca. Kumpulan Puisi Kehidupan Sumber Dilansir dari berbagai sumber, inilah kumpulan kata kata puisi kehidupan yang bisa menginspirasi. 1. Sang Penyemangat Hatiku begitu menggebu, Setiap kudengar tausiyah suci itu. Rangkai katanya merona hatiku, Alur ritmiknya memerah telingaku. Jiwaku menggebu haru bertalu, Setiap derap pergerakan dihentakkan. Menyentak rasa lengang sanubari, Menggetar senyap keterlenaanku. Wahai geloraku, jangan tenggelamkan, Rasa cintaku pada perjuangan ini. Hanya karena tak bertemu sang guru, Yang selalu mengetuk pintu hatimu. Sematkan dalam ingatanmu, Pandangan optimis penuh harapan. Seperti menatap indahnya langit biru, Penuh cahaya, menghangatkan hati. Agar kusambut langkah perjuangan itu, Bersama kalam dan sabda yang telah terpatri. Buktikan rasa peduli, simbol pemberani, Agar sinar matahari terangi persada ini. 2. Senyum Indah Kehidupan Untuk apa kau terlalu bersusah payah untuk mencapainya? Jika hidup ini hanyalah sementara, Jangan buat kau meneteskan air mata. Sesungguhnya kita memiliki sang pencipta. Sakit, lelah, lesu, syukuri saja, Dan jangan lupa berdoa. Tersenyumlah… Sehingga masalah hidup dapat dilalui dengan mudah. Lihatlah… Mereka yang memiliki harta sedikit, namun terus bangkit, Dengan segala kekurangan hidup, ia tak pernah merasa sakit. 3. Aku Bisa Aku tak lelah, Aku hanya butuh dorongan. Aku tak menyerah, Aku yakin aku bisa. Ini bukan sebuah beban. Tapi tantangan, Pengalaman membuatku berani. Berani hadapi tantangan, Tak boleh takut gagal. Karena setelah kegagalan akan ada kesuksesan, Kegagalan adalah pembelajaran menuju sukses. Aku yakin, Aku pasti Bisa. 4. Aku Harus Kuat Di dalam ruang yang telah usang, Dengan kebahagiaan yang mulai hilang. Betapa hidupku kini menjadi malang, Mereka butuh makanan. Mereka butuh cadangan, Sebentar, itulah yang selalu aku katakan. Adakalanya aku sering merasa lelah untuk mencari, Namun, bagaimana dengan anak dan istri? Aku harus kuat… Berjuang sebagai kepala rumah tangga, Adalah tugasku untuk mereka. Meskipun kakiku sering kesakitan dalam mencapainya, Namun, inilah kehidupan, semoga mereka selalu bahagia. 5. Bersyukur Ku lihat tampak bahagia dari wajah istriku, Ditambah bercanda dan tertawa anak-anakku. Aku bukan orang dengan segudang harta, Aku juga bukan orang dengan segudang talenta. Ku hanya kepala keluarga dari desa, Rumahku pun sangat sederhana. Dan jauh dari indahnya emas dan permata, Namun, inilah yang membuat hidupku bahagia. Memiliki semuanya dengan hati dan jiwa yang bersahaja, Anak-anak dan istriku contohnya. Mereka tak banyak menuntut dan meminta, Itulah yang membuat aku tersenyum setiap harinya. Jangan merasa kurang akan semua yang didapatkan, Syukuri semua yang maha kuasa berikan. Dalam hidup memang butuh pengorbanan, Namun kuasa-Nya lah yang menjadi keputusan. Syukuri nikmat kehidupan dari tuhan, Sehingga kita akan memperoleh indahnya bahtera dalam kehidupan. 6. Bukan Seekor Burung Aku bukanlah seekor burung, Dengan kedua sayapku. Aku bisa langsung melesat ke angkasa luas, Tanpa aku merasa takut akan terjatuh. Aku bukanlah seekor burung, Yang bisa terbang melintasi dunia. Sejauh yang aku inginkan, Kemana pun aku pergi. Aku bukanlah seekor burung, Yang bebas bertengger dimana saja. Dan pergi kapan saja, Sesuka hatiku. 7. Semangat Kicauan burung kenari di pagi hari, Seakan bersenandung merdu. Bak penyejuk hati, Raga pun terisi semangat baru, Yang dulu sempat pupus ditelan waktu. Indah… Itu yang kini kurasa, Menyempurnakan diri dalam jiwa yang suci. Menyatu dengan beningnya embun pagi, Ketika matahari mulai terbit lagi 8. Menggenggam Asa Tak kunjung usai, Berkelana setiap hari. Lara, acap menderita hati, Menembus puncak. Dengan pilihan jalan mengacak Menggenggam asa, Keluh kesah tak akan ada. Menatap keluarga tersenyum merona, Melahap hidangan seadanya. 9. Mimpi Jika hatimu terasa gundah, Berbaringlah dalam kesunyianmu. Jika hatimu tak lekas cerah, Pejamkan matamu dan tidurlah, Bawa dirimu terbang dan melayang. Dalam indah dunia mimpi, Jika hatimu telah riang. Buka mata dan bangkitlah dari mimpimu, Karena ada orang-orang yang menantimu. 10. Perjuanganku Sejak awal aku memulai mengenal dunia, Sejak itu juga aku memulai memahami arti hidup. Banyak kisah yang telah aku lewati, Demi mengejar impian. Semua kisah itu tak dapat aku lupakan dari memoriku, Tentang perjuangan kehidupanku untuk meraih impianku. Walau banyak rintangan yang harus dihadapi, Namun, bukan itu yang membuatku harus menyerah. Karena kehidupan ini butuh kerja keras dan pengorbanan yang luar biasa, Maka itu tak ada kata menyerah sebelum mencapai impian yang penuh harapan. *** Itulah kumpulan renungan puisi kehidupan. Temukan artikel menarik lainnya seputar puisi hanya di Agar tak ketinggalan berita terbaru, sekarang kamu bisa mengikuti Google News kami. Yuk, segera wujudkan keinginan untuk memiliki rumah impian bersama karena kami selalu AdaBuatKamu.
Rumah merupakan bagian dari hidup kita. Sedari belia hingga dewasa, rumah menyimpan kenangan. Rumah merekam jejak kaki, menapak, dan memutar memori tiap sudutnya dalam berbagai peristiwa. Seiring perjalanan menjadi dewasa, rumah akan ditinggalkan. Entah untuk mengejar pendidikan, memburu cinta sejati, menggapai impian, atau urusan pekerjaan. Meski jarang atau bahkan tak lagi dapat kunjungan, rumah tak pernah dilupakan. Bayangan indah masa kecil kerap kali hinggap. Rumah memanglah tempat kembali dari setiap perjalanan yang tengah kita lalui. Tempat pulang dari semua pergimu. Contoh Puisi Tentang Rumahku Berikut ini adalah beberapa puisi bertema rumah yang penuh makna mendalam dan relevan dengan banyak orang. 1. Rumahku Karya Chairil Anwar Rumahku dari unggun-timbun sajak Kaca jernih dari luar segala nampak Kulari dari gedong lebar halaman Aku tersesat tak dapat jalan Kemah kudirikan ketika senjakala Di pagi entah terbang ke mana Rumahku dari unggun-timbun sajak Di sini aku berbini dan beranak Rasanya lama lagi, tapi datangnya datang Aku tidak lagi meraih petang Biar berleleran kata manis madu Jika menagih yang satu 2. Rumah dan Pulang Karya Tulipa Talia Terpaan senja membelai kening Membawa ingat pada sebuah bangunan renta Menua dimakan waktu Saksi bisu masa kanakku Bahagia dan air mata menyatu Merindumu Namun adakah yang menunggu kepulanganku? Pulang Kata tersulit dalam pikir Kata penuh luka, yang membuat rindu 3. Rumah Karya Toto Sudarto Bachtiar Kulihat dari cahaya bulan di pekarangan Serambiku kelam dan berudara sepi Tidak ada suara, tiada pula bayangan Kecuali sahabatku, semuanya pergi Terkadang terasa perlu ke rumah Bercerita dan berkaca pada hari-hari kupunya Di rumah besar sekali nubuah sebuah kisah Kalau aku terdengar suara berdetak tiba-tiba Malu-malu hati sahabatku rupanya ikut bicara Tanpa tekanan yang mendesak atau tinggi hati Alangkah cintanya dia padaku Terkadang sebelum masuk rumah Aku melihat ke atap dan bertanya-tanya Apakah dia di dalam, masihkah dia cinta Alangkah besar rasanya hidup, bila hatiku tak gelisah 4. Hujan di Ujung April Karya Kayla Maharani Mendung berganti hujan Itulah takdir Tuhan Hujan di ujung April Tak pernah membuatku beranjak Titik air berjatuhan Membasahi permukaan bumi Meski ia jatuh berulang kali Ia tak berhenti memberi ketentraman Derasnya rintik hujan Kerasnya gemuruh petir Tak membuatku berhenti berjalan di tengahnya Perlahan rintiknya mulai hilang Hujan meluapkan semua perasaan Hujan di ujung April Mengesankan juga memberi arti Arti kehidupan yang sesungguhnya 5. Rumahku Istanaku Karya Ozy V. Alandika Rumahku adalah istanaku Akan kusingkirkan semua debu Aku tiada akan jemu-jemu Tidak akan tersisa sampah walau seujung kuku Rumahku adalah istanaku Aku bahagia karena ada keluarga Walaupun hidup ini penuh lika-liku Tempat tinggalku tetap sangat berharga Rumahku adalah istanaku Akan kujaga kebersihannya Terus belajar perbaiki perilaku Akan kurawat rumah dengan sepenuhnya Kebersihan lingkungan rumah sangatlah penting Kau akan mendapat kenyamanan darinya Entah itu di saat santai maupun genting Tetaplah jaga dan rawat apa yang kau punya 6. Gubuk Sederhana Penuh Cinta Karya Ozy V. Alandika Aku tidak punya rumah mewah Yang kupunya hanyalah gubuk sederhana Pada pagi hari aku bersantap ubi rebus bersama bunda Duduk di samping ayah yang sedang minum kopi arabika Kata ayah gubuk sederhana adalah istana Sebaik-baiknya tempat bermalam adalah rumah keluarga Jagalah gubuk dengan penuh cinta Rawatlah kebersihan dan jangan betah saat hinggap kekotoran darinya Gubuk sederhana terasa indah karena cinta Para tamu tetap akan senantiasa menerima Kebersihan adalah kuncinya Akan jadi percuma sebuah istana Jika kau enggan untuk menjaganya 7. Selamat Tinggal Debu Karya Ozy V. Alandika Selamat tinggal debu Akan kuusir dengan sapu Jika tidak pergi kau akan mengotori baju Membuat orang segan duduk di bangku Selamat tinggal debu Aku tak rela kau hinggap di kayu Apa lagi terus menempel di pintu Saat ini juga aku akan membuangmu Kami mau hidup bersih Ingin bercerita kepada ibu dengan penuh kasih Menyempatkan diri berdoa kepada Sang Maha Pengasih Juga mendambakan lantai yang putih bersih Kehadiran debu mendatangkan penyakit Kuman jadi betah berjangkit Mataku perih jadi sungguh nyelekit Manisnya senyum ibuku jadi pahit Selamat tinggal debu Aku tak menginginkanmu kembali Silakan kau pergi dari ujung sapu Agar aku tetap tersenyum walau sedang sendiri
puisi tentang pengalaman di rumah